Melawan Atau Hancur Lebur
suluhtrending.com | - "Umat manusia keluar dari perang dalam kondisi lebih kuat untuk kebaikan ataupun kejahatan” (Friedrich Neirzhe 1844 – 1900)
Wakil Pimpinan Redaksi semutibrahim.com Ardi Purnomo menulis dalam kolom opini, bahwa "Indonesia saat ini sedang menantikan pejuang negarawan, cerdas, pemberani dan memiliki ilmu taktis dan strategi yang kuat : “Orang taktis itu berat dan membumi, ahli strategi itu berkaki ringan dan sanggup melihat dengan pandangan jauh dan luas” tulisnya di media semutibrahim, 17/7/2024
Menurut pengamatannya, Indonesia sedang dalam bahaya kegelapan, pilihan melawan adalah pintu darurat keluar dari kepungan bahaya kehancuran negara.
Ardi mengatakan, "Berhadapan dengan penjajah gaya baru ada kecenderungan menghidari untuk melawan (konflik). Pelampiasan emosinya riuh lewat media sosial, kondisi seperti ini tidak akan menyelesaikan masalah justru akan memperparah situasinya," katanya
Berdasarkan pengamatannya, Ardi menyatakan bahwa sudah banyak pakar berpendapat, "Banyak psikolog dan sosiolog berpendapat melalui perlawanan (konflik) kekacaan seringkali terpecahkan, kekejaman dan keangkuhan dihentikan, ketidak adilan dan kebiadaban di pulihkan.
Tanpa perlawanan dengan daya gempur mematikan, rezim yang ugal ugalan akan semakin jumawa, angkuh, sombong, kejam makin berani dan membesar," paparnya
Ardi melanjutkan, "Rakyat tercekik dengan macam kebijakan politik dan ekonomi busuk. Di terjang program oligarki dengan dalih “Proyek Strategi Nasional” semakin biadab, sadis, kejam dan semena mena," ucapnya
Ardi berpendapat, solusi yang mesti dilakukan yaitu melawan, "Jalan keluarnya rakyat harus berani melawan, menghindari konflik (melawan) berhadapan dengan
serigala yang makin sadis dan bengis, sumber tragedi akan semakin parah, keadaan akan terus memburuk", ungkapnya
Semangat Bung Tomo, kata ardi, harus di kobarkan kembali untuk para pejuang “lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka, untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia”, tegasnya
Karena ketidakberanian, akhirnya dijadikan dalih, "Alasan tidak berani melawan adalah ketakutan dengan membesar besarkan bahaya untuk membela diri, Kekalahan dan kehancuran kita bukan semata karena ketidak adilan dan kekejaman rezim tetapi ada pada mental kita takut melawan.
Padahal masalah kekejaman, keadilan, moralitas ada pada papan caturnya. Keberanian melawan bersifat psikologis, bukan kekuatan material. Keberanian yang ada pada pejuang pendahulu ketika berhadapan dengan penjajah Belanda hari ini harus kembali tertanam pada generasi sekarang ini, "Dari sinilah saat itu lahir pejuang dan pahlawan di masa penjajahan.
“Kondisi tak tertaklukan adalah tergantung pada diri sendiri. Setiap hari kita menyerap macam macam info peristiwa memilukan menyita ruang mental, perasaan dan pikiran namun tidak mengantarkan kamana mana”
“Jangan naif : terhadap penjajah gaya baru tidak boleh ada kompromi tidak boleh ada jalan tengah. Pilihannya saat ini siap melawan atau akan hancur lebur”
Sebab akibat pasti berlaku, andi mengutip perkataan Ralph Waldo Emmerson sebagai Pamungkas opininya
“Alam telah memutuskan apa yang tidak sanggup membela diri takkan di bela” (Ralph Waldo Emmerson 1803 – 1882). [] Arip
“Alam telah memutuskan apa yang tidak sanggup membela diri takkan di bela” (Ralph Waldo Emmerson 1803 – 1882). [] Arip
0 Response to "Melawan Atau Hancur Lebur"
Posting Komentar